Saya bukan mastah. Saya hanyalah Quark dan Lepton bagi sebuah atom. Saya hanyalah Pluto bagi planet-planet.
لسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُl
Oleh : Rianto Astono | dari Facebook Notes : Pesta Pora Para Mastah
Tetapi bukan hal yang aneh bagi saya ketika melihat para mastah berpesta pora. Di luar dan di dalam negri, sama saja. Jika sekelompok mastah berkumpul, maka disitulah terjadi persengkokolan yang berwujud JV dan kerjasama bernilai puluhan, ratusan juta hingga milyaran rupiah.
Luar biasa? Bisa jadi…
Tetapi jika kita sudah paham polanya, maka fenomena tersebut sebetulnya biasa-biasa saja. Sebab kita tahu apabila diantara mastah telah terjalin hubungan timbal balik yang begitu kental. Ada bank budi, hutang dan bayar budi, dimana seorang mastah berhutang kepada mastah lain ketika produknya launching dan membayarnya ketika produk mastah tersebut launching, demikian seterusnya.
Dan itu sah-sah saja…
Masalahnya terletak pada obyektivitas dari penilaian para mastah akan sebuah produk, apakah memang demikian adanya atau hanya cuap-cuap jualan kecap belaka. Asal hutang budinya terbayar, asal laku, asal dapat uang, asal tersohor, asal-asalan.
Padahal, selain pasar buah dan sayuran, setahu saya ada satu lagi pasar yang juga berisi banyak dagangan busuk dan sampah-sampah : pasar digital, khususnya di dunia IM. Kalau tak percaya, lihat sendiri berapa banyak dagangan busuk dan sampah yang dijual di clickbank, WSO atau di JVzoo sekalipun.
Saya sendiri tidak anti produk digital, tidak anti kontes affiliate, tidak anti the real mastah. Justru sebaliknya, saya adalah penonton, penikmat, sekaligus orang paling depan yang mendukung industri kreatif semacam ini yang memang berhubungan tak terlalu jauh dengan lahan pekerjaan utama saya di dunia online sebagai affiliate di Amazon dan network lainnya, serta sebagai pemilik startup lokal yang usianya masih teramat bocah.
Pesta pora para mastah |
So supaya ringkas, berikut beberapa catatan saya tentang pesta-pora para mastah :
1. Perang Bonus
Pesta pora para mastah kerap menghadirkan perang bonus yang bikin pusing kepala. Dan ini punya efek yang cukup dramatis untuk mendongkrak penjualan meski pada akhirnya, jangankan bonus, produk utamanya saja boleh jadi tidak terpakai.
Padahal, sejatinya sebuah produk dibeli karena fungsi dan manfaat yang bisa diberikannya, bukan karena bonusnya. Dan bukankah produk yang bagus dapat menjual dirinya sendiri?
Maka, mulai saat ini, pertimbangkanlah produk sebagai yang utama dan bonus sebagai penunjang. Dan jika produknya memang benar-benar Anda butuhkan, carilah bonus yang bukan sampah, yang tidak pura-pura mahal, yang Anda yakini akan dikirimkan kepada Anda.
2. Oversell
Produk itu seharusnya dibeli karena Anda butuh, bukan sekedar ingin, apalagi cuma karena ikut-ikutan. Jualan melulu, jebret sana-sini, pencitraan, ngomong jual 100 tetapi jadi 200, ngomong harga naik tapi ga jadi, ngomong buat kamu aja tapi ternyata buat semuanya, ini adalah bagian yang tak terpisahkan dari pesta pora para mastah.
Cuci Otak |
Dan dunia kapitalistik memang sungguh pintar dan sarat dengan ilmu manipulasi pikiran dan cuci otak. Tapi tak berarti kita harus hanyut di dalamnya, bukan?
Anda tak harus ganteng atau kekar seperti artis yang muncul di iklan televisi, wajah Anda tak harus semulus artis di iklan kosmetik (untunglah manipulasi ini sudah dilarang!), gigi Anda tak harus seputih pemeran iklan pasta gigi.
Anda adalah Anda. Belilah produk yang memang benar-benar Anda butuhkan.
Mastah adalah mastah. Anda bisa 1000x lebih hebat dari mereka.
3. Overclaim
Klaim yang diberikan atas sebuah produk adalah hal yang lumrah, apalagi digital. Tetapi para mastah adalah aktor yang kerap membuat klaim jadi sangat berlebihan. Dan Anda tidak boleh membeli karena klaim-klaim tersebut, melainkan dengan melihat betul fakta sesungguhnya.
Ada memang produk yang dibuat dengan perjuangan penuh, ada memang produk yang dibuat untuk menjadi solusi permasalahan Anda, ada memang produk yang dapat mengembalikan ratusan kali nilai investasi Anda.
Tapi tak semuanya seperti itu.
Ada juga produk yang dapat menggugah rasa nasionalisme Anda sebagai karya anak bangsa sehingga wajib bagi Anda untuk mendukungnya. Tapi ada juga produk yang disebut para mastah sebagai karya anak bangsa yang hanyalah claim belaka. Sebetulnya memang betul karya anak bangsa, tapi bangsa Amerika :v
4. Mastah Omnivora
Ciri khas dari mastah omnivora adalah ia menjual semua produk yang ada tanpa rem dan tanpa review yang ketat. Semua direkomendasikan, semua mau dimakan, semua dibilang bagus.
Pokoknya jualan melulu sampai Anda mabok dibuatnya. Dan memang tak ada larangan baginya untuk melakukan itu. Bebas. Sebebas Anda meninggalkan semua status dagangannya :v
Penutup
Sebetulnya masih ada banyak sekali yang bisa menjadi catatan berkaitan dengan topik pesta pora para mastah ini, tetapi saya akhiri saja dulu sekarang tanpa kesimpulan apa-apa.
Tentu saja Anda tak harus percaya apalagi menelan mentah-mentah catatan ini.
– I don’t want you to think like me. I just want you to think –
Semoga hari Anda menyenangkan.
http://feeds.feedburner.com/fianstudio